10 Destinasi Ekowisata di Indonesia yang Patut Dikunjungi
Ekowisata merupakan pendekatan wisata yang mengedepankan pelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat lokal, dan tanggung jawab sosial wisatawan. Dalam menghadapi tantangan kerusakan alam dan perubahan iklim, konsep ini menjadi alternatif ideal yang menggabungkan kesenangan berwisata dengan komitmen menjaga alam serta budaya.
Sebagai negara kepulauan dengan kekayaan hayati dan budaya yang luar biasa, Indonesia memiliki potensi ekowisata yang sangat besar. Mulai dari hutan hujan tropis hingga terumbu karang, serta dari pegunungan purba hingga desa adat, setiap wilayah menawarkan daya tarik alam dan budaya yang khas.
Table of Contents
Berwisata ke destinasi ekowisata di Indonesia berarti tidak sekadar menikmati keindahan, tetapi juga ikut berkontribusi pada konservasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat sekitar. Wisatawan diberi kesempatan untuk mendukung perlindungan keanekaragaman hayati, belajar nilai-nilai lokal, serta berperan dalam pembangunan ekonomi masyarakat tanpa mengeksploitasi alam.
Berikut ini adalah sepuluh destinasi ekowisata terbaik di Indonesia yang menggabungkan keindahan alam dengan nilai konservasi dan edukasi. Setiap tempat memiliki ciri khas tersendiri serta praktik pengelolaan berkelanjutan yang dapat menjadi contoh wisata ramah lingkungan.
1. Bukit Lawang (Sumatera Utara)

Terletak di gerbang Taman Nasional Gunung Leuser, Bukit Lawang merupakan habitat penting bagi orangutan Sumatera yang langka. Kawasan ini berfungsi sebagai pusat rehabilitasi satwa serta pelestarian hutan hujan tropis yang menjadi rumah bagi berbagai spesies seperti harimau, gajah, dan burung endemik.
Keterlibatan masyarakat lokal sangat kuat di sini. Mereka berperan sebagai pemandu, pengelola homestay, hingga fasilitator edukasi lingkungan bagi wisatawan. Dengan trekking di hutan, wisatawan dapat menyaksikan orangutan secara langsung, sekaligus memahami upaya konservasi yang dilakukan secara kolektif. Bukit Lawang adalah perpaduan antara petualangan, pembelajaran, dan pelestarian.
2. Taman Nasional Baluran (Jawa Timur)

Dijuluki sebagai “Afrika-nya Jawa”, Taman Nasional Baluran menghadirkan pemandangan savana luas, hutan musim, dan ekosistem mangrove yang kaya. Satwa liar seperti banteng, rusa, kerbau liar, dan beragam spesies burung hidup bebas di dalam kawasan ini.
Baluran menjadi contoh pengelolaan taman nasional yang menekankan edukasi, konservasi, serta keterlibatan komunitas sekitar. Wisatawan bisa mengikuti safari alam, mengamati burung, hingga menjelajah malam untuk melihat satwa aktif di malam hari. Keindahan dan keberlanjutan berpadu di destinasi ini, menjadikannya ekowisata unggulan yang memberi manfaat ganda.
3. Geopark Ciletuh-Palabuhanratu (Jawa Barat)

Sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark, kawasan Geopark Ciletuh menyimpan kekayaan geologi, ekosistem pantai, serta budaya lokal. Formasi batuan purba, air terjun yang megah, serta panorama pantai menjadi sajian utama yang menarik.
Keunikan geopark ini terletak pada keterlibatan masyarakat dalam mengembangkan wisata berkelanjutan. Mereka dilatih sebagai pemandu, menjalankan homestay, serta menyelenggarakan program edukasi geologi. Pengunjung diajak menyusuri jalur panorama, mengenal batuan kuno, dan merasakan keramahan budaya warga setempat.
4. Hutan Sagu Ambon (Maluku)

Hutan Sagu di Ambon merepresentasikan kekayaan ekologis dan budaya masyarakat Maluku. Sagu bukan hanya bahan pangan utama, tetapi juga simbol kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun. Ekosistem ini juga berperan sebagai penyerap karbon alami serta habitat spesies endemik.
Wisatawan bisa terlibat langsung dalam proses pengolahan sagu, mulai dari panen hingga pembuatan makanan tradisional. Aktivitas wisata dilakukan secara ramah lingkungan dan berbasis komunitas adat, menjadikan kunjungan ke hutan sagu sebagai pengalaman edukatif sekaligus ekologis yang autentik.
5. Raja Ampat (Papua Barat)

Raja Ampat dikenal sebagai salah satu wilayah dengan keanekaragaman hayati laut tertinggi di dunia. Ribuan spesies ikan, karang, dan makhluk laut hidup di perairan ini, menjadikannya primadona bagi pencinta laut dan konservasi.
Ekowisata di Raja Ampat dirancang dengan konsep zonasi, edukasi wisatawan, dan pengelolaan berbasis masyarakat. Banyak homestay yang sudah menerapkan sistem pengolahan limbah dan energi terbarukan. Aktivitas seperti menyelam, snorkeling, dan eksplorasi pulau menjadi cara menyenangkan sekaligus bertanggung jawab untuk menikmati keindahan bawah laut Papua Barat.
6. Tangkahan (Sumatera Utara)

Disebut sebagai “surga tersembunyi”, Tangkahan menyajikan keindahan hutan tropis dan sungai jernih di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Interaksi dengan gajah liar serta kegiatan seperti river tubing dan trekking menjadi daya tarik utamanya.
Ekowisata Tangkahan dikelola langsung oleh masyarakat yang dulunya pelaku pembalakan liar, kini berubah menjadi penjaga hutan. Mereka menyediakan homestay, menjadi pemandu, serta mengembangkan program edukasi konservasi. Tangkahan adalah bukti bahwa konservasi bisa berjalan seiring dengan transformasi sosial dan ekonomi masyarakat.
7. Gunung Api Purba Nglanggeran (DI Yogyakarta)

Berada di kawasan Gunungkidul, Nglanggeran menampilkan bentang alam gunung batu purba yang memukau. Selain sebagai objek geowisata, desa ini juga dikenal sebagai desa wisata mandiri yang telah meraih penghargaan internasional dalam pengelolaan ekowisata.
Masyarakat lokal terlibat aktif dalam pengembangan trekking, agrowisata kakao, hingga edukasi geologi. Pendapatan dari wisata dialokasikan untuk pembangunan desa dan konservasi lingkungan. Nglanggeran bukan hanya tempat berlibur, tapi juga lokasi belajar dan menginspirasi melalui pelestarian dan kemandirian komunitasnya.
8. Desa Penglipuran (Bali)

Desa adat Penglipuran dikenal dengan tata ruangnya yang rapi, rumah tradisional yang terjaga, serta budaya bersih yang dijunjung tinggi. Desa ini menjadi teladan bahwa pariwisata dapat berkembang tanpa mengorbankan nilai-nilai tradisi dan kelestarian lingkungan.
Wisatawan disambut dengan keramahan warga, suasana hening tanpa kendaraan bermotor, serta kesempatan mengikuti kegiatan budaya. Keindahan arsitektur dan nilai budaya yang dijaga menjadikan Penglipuran sebagai desa ekowisata yang tidak hanya indah secara visual, tapi juga inspiratif secara nilai.
9. Karimunjawa (Jawa Tengah)

Karimunjawa adalah gugusan pulau tropis di utara Jawa Tengah yang menawan dengan pantai pasir putih, ekosistem terumbu karang, dan kekayaan biota laut. Wilayah ini dikembangkan sebagai kawasan ekowisata laut berbasis konservasi.
Program seperti penanaman mangrove, adopsi karang, hingga edukasi wisata bahari menjadi bagian dari pengalaman wisata di sini. Wisatawan bisa menyelam, snorkeling, atau menjelajahi pulau sembari mendukung pelestarian laut. Selain meningkatkan pendapatan lokal, ekowisata di Karimunjawa juga membantu menjaga kelestarian pesisir secara berkelanjutan.
10. Ekowisata IKN (Kalimantan Timur)

Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur diproyeksikan sebagai kota masa depan yang mengintegrasikan pembangunan dengan prinsip ekologi. Salah satu aspeknya adalah pengembangan ekowisata modern yang memanfaatkan kekayaan hutan tropis Kalimantan.
Rencana pembangunan taman edukasi, hutan kota, hingga mini safari menjadi bagian dari upaya menjadikan IKN sebagai model kota berkelanjutan. Keterlibatan masyarakat dalam merancang dan mengelola kawasan ini diharapkan menghasilkan manfaat sosial dan ekologis yang seimbang. Pengunjung nantinya dapat mengikuti kegiatan edukatif, penanaman pohon, hingga eksplorasi biodiversitas khas Kalimantan.
Kesimpulan
Indonesia memiliki potensi ekowisata yang luar biasa, yang tak hanya menyuguhkan keindahan alam, tetapi juga mempromosikan pelestarian budaya dan lingkungan. Mulai dari Bukit Lawang hingga Raja Ampat, serta inisiatif baru di IKN, setiap destinasi menunjukkan bahwa wisata bisa selaras dengan konservasi dan pemberdayaan.
Kunci keberhasilan pengembangan ekowisata terletak pada partisipasi aktif masyarakat lokal, pengelolaan yang berkelanjutan, serta kesadaran wisatawan untuk berperilaku bertanggung jawab. Dengan memilih ekowisata, kita tidak hanya menikmati alam, tetapi turut melindungi masa depan planet dan generasi mendatang.
Baca Juga : 15 Destinasi Liburan Musim Dingin Terbaik Dunia
FAQ
Apa yang dimaksud dengan ekowisata?
Ekowisata adalah kegiatan wisata yang menekankan pelestarian alam, pemberdayaan masyarakat lokal, serta pengalaman bertanggung jawab dalam menikmati keindahan alam dan budaya.
Bagaimana memilih destinasi ekowisata yang ramah lingkungan?
Pilihlah destinasi yang memiliki program konservasi, melibatkan masyarakat setempat, serta menerapkan prinsip keberlanjutan dan pengelolaan limbah yang baik.
Apa tips utama wisata ekowisata di Indonesia?
Hormati aturan setempat, jangan merusak lingkungan, kurangi sampah, gunakan fasilitas ramah lingkungan, dan dukung produk atau jasa lokal.
Adakah waktu terbaik untuk berkunjung ke destinasi ekowisata?
Setiap destinasi memiliki musim kunjungan terbaik. Umumnya, musim kemarau adalah waktu yang paling nyaman, namun sebaiknya cek informasi terkini setiap destinasi sebelum berangkat.